Baru kenal uda dapet ngentot

Agen Domino Q Terpercaya -  Seperti hari-hari biasanya, pulang kerja aq selalu memanfaatkan waktu untuk beristirahat di sebuah cafe yg letaknya tdk jauh dari tempatku bekerja. Sedang asyik menikmati jucie mangga kesukaanku, tiba-tiba hp ku berdering. Aq lihat siapa yg menelponku, ternyata nomornya tdk aq kenal sama sekali. Dengan bermalas-malasan, kuangkat juga telepon itu.

 “Halo…” aq mencoba bicara sesopan mungkin.

“Ya halo. Ini Gugun ya” ujar suara lembut dari seberang sana.

“Maaf ini siapa ya, saya tak mengenal suara anda” jawabku dengan sedikit penasaran. Soalnya, sama sekali aq tak mengenal suara tersebut, termasuk nomor teleponnya.

“Ini Citra, kita memang belum pernah kenal kok” jawabnya semakin membuatku penasaran.

“Citra…? Terus, dari mana kamu mendapatkan nomor HP saya” aq coba bertanya.

“Nanti kamu akan tau juga kok. Kita bisa ketemuan nggak?” ujarnya lagi

Aq sedikit terkejut. Soalnya, selain aq tak mengenalnya sama sekali, aq juga tak tau apa maunya wanita itu ingin bertemu denganku. Namun dengan masih penasaran, akhirnya aq menyggupi permintaannya untuk ketemuan di sebuah mall yg cukup terkenal di kotaku.

Setelah menghabiskan sisa juice mannga di hadapanku, aq langsung menghidupkan mesin mobil dan melaju arah utara, menuju pusat perbelanjaan tempat aq janjian bertemu dengannya.

Sesampai di tempat kami janjian untuk bertemu, aq coba untuk menghubungi nomor HP-nya yg masih tersimpan di HP-ku. Seketika terdengar suara dering HP milik seorang cewek cantik yg berdiri tak jauh dari tempatku berada. Seketika aq matikan kontak telepon dengannya, dan langsung menuju arah cewek itu.

“Citra ya, saya Gugun..,” aq mengulurkan tangan memperkenalkan diri.

“Citra,” kurasakan tangannya yg lembut bersentuhan dengan tanganku.

Setelah berkenalan, aq ajak dia untuk masuk ke salah satu cafe yg ada di pusat perbelanjaan itu, sekaligus untuk mengobrol. Dari percakapannya dengannya, ia
menyatakan mendapatkan nomor HP-ku dari seseorang yg katanya kenal denganku. Tapi ketika memberikan nama orang yg memberikan nomor HP-ku itu padanya, ternyata aq juga tdk mengenalnya sama sekali.

“Persetan dengan orang yg memberikan nomor HP-ku, yg penting bisa berkenalan dengan cewek cantik,” ujarku dalam hati.

Dari pembicaraanku dengannya, ternyata kuketahui ia kuliah di fakultas hukum di Universitas “BH” yg cukup terkenal di kotaku, dan kost di daerah “T” yg dekat dengan bandara. Dari ceritanya, aq juga bisa menebak bahwa ia saat ini sedang kebingungan setelah ditinggal pergi sang pacar.

“Sudahlah, tak usah dipikirkan lagi. Justru kalau kamu memikirkannya terus, akan menambah beban pikiranmu,” ujarku sambil coba menenangkan perasaannya dengan membelai rambutnya yg direbonding.
 Dan tanpa kusadari, ternyata ia merebahkan kepalanya ke dadaku. Aq terkejut bukan main, karena tak menygka ia akan begitu. Lalu perlahan, aq tawarkan padanya untuk pergi dari tempat itu mencari tempat yg bebas untuk bercerita. Ia setuju, dan kamipun meluncur menuju pinggir pantai.

Dalam suasana yg sejuk dan senja mulai merambat turun itu, aq memberanikan diri untuk merengkuh pundaknya. Ia terlihat pasrah, dan aq jadi makin berani untuk berbuat lebih lagi. Ku coba kembali membelai rambutnya dan mengecup lembut keningnya, terus turun ke bibirnya yg ranum.

“Ah..,” dia mendesah.

Aq jadi semakin berani. Lidahku mulai keluar masuk ke rongga mulutnya, dan perbuatanku itu ternyata mendapat balasan darinya. Aq jadi semakin berani, dan tanganku coba meremas daging kenyal di dadanya, sementara ia juga terlihat mencoba menrambat ke sela-sela sudut pahaku.

Citra terlihat mulai tak sabaran untuk bisa mengelus-elus rudalku yg sudah menegang sejak tadi. Secara perlahan-lahan, ia mencoba untuk bisa membuka resluiting celana ku, dan sesaat ia terkejut merasakan betapa besarnya punyaku.

“Oh.., besar sekali,” katanya, dan aq hanya tersenyum menanggapinya sambil tanganku tetap bermain di puting susunya.

Ciuman bibirku mulai turun ke leher, dan terus turun ke bawah serta berhenti sejenak di puncak bukit kembarnya. Disini, aq permainkan puting susunya dengan lidahku, sehingga membuatnya tak kuasa menahan gejolak hawa nafsunya. Tampaknya, ia sudah tak sabaran lagi untuk melanjutkan aktivitasnya ke arah yg lebih intim lagi, karena ia sudah mulai berusaha untuk melorotkan celana dalamku.

“Jangan disini, Citra. Kita cari tempat istirahat yg aman yuk,” ajakku, yg ternyata dibalas dengan anggukan.

Tanpa pikir panjang, segera aq hidupkan mesin mobilku, dan menuju sebuah hotel “P” yg terletak di jalan Dobi bersebelahan dengan Bank BNI. Begitu masuk kamar, aq segera memeluknya dan mengulum bibirnya dengan penuh nafsu. Sementara ia kulihat sibuk membuka kancing-kancing baju kemeja yg kupakai dan kemudian melorotkan celana panjangku.

Akupun tak mau kalah. Dengan sekali tarik, aq berhasil melepaskan baju kaos yg dipakainya dan kemudian menarik resluiting celana jeans yg dipakainya, sehingga tinggallah ia hanya mengenakan BH hitam dan CD yg juga berwarna hitam.

Tanpa membuang waktu lagi, aq dorong tubuhnya ke ranjang yg berukuran besar itu setelah berhasil membuka kait BH dengan ukuran 34B di bagian belakang tubuhnya, sehingga terlihatlah dua buah gunung putih yg menyembul dengan puncaknya yg berwarna pink. Tanpa menunggu lagi, segera aq hisap puting susunya yg berwarna pink itu dan sekali-sekali memainkannya dengan ujung lidahku.

“Ahh, Gugun..!” serunya.

“Citra, mimikmu begitu indah dan kenyal. Aq sangat menyukainya,” ujarku.

“Terus, Gugun. Ohh, geli..,” desahnya.
Mendengar desahannya itu, aq jadi semakin bernafsu. Jilatanku terus merambat turun ke pusarnya, dan terus ke gundukan di sela kedua pahanya. Dengan lihainya, aq permainkan clitorisnya yg sudah mulai menyembul dengan ujung lidahku, dan aq terus memasukkan ujung lidahku hingga ke dalam. Tiba-tiba, ia mengangat pinggulnya dan berteriak,

“Ah.., terus.. niiik.. maattt..!” racaunya.

Sementara aq terus mempermainkan rongga kenikmatannya, Citra juga terlihat semakin kencang menggoyang-goyang pinggulnya. Dan tiba-tiba ia berteriak dengan kuat.

“Ah, aq.. ke.. luar..,” dan terlihat tubuhnya mengejang dengan mata terpejam.

Sementara di lubang kenikmatannya terlihat cukup banyak cairan yg keluar. Aq merasakan rasa asin bercampur manis dengan aroma yg harum dan terasa panas.

Dengan rakusnya, aq jilat seluruh cairan yg keluar dari rongga kewanitaannya itu, dan tubuhku terus merambat naik ke atas. Disini, aq permainkan kembali puting susunya yg terlihat begitu indah. Rasanya, tak ingin aq melepaskan bibirku dari sana.

Tak lama kemudian, aq lihat Citra kembali menggeliat dan mendesah-desah. Ia tampak kembali terangsang dan minta aq segera memasukkan rudalku yg berukuran 16 Cm dengan diameter 3 cm itu ke lubang vaginanya.
“Ayo Gugun, Citra sudah nggak tahan lagi,” erangnya.

Tanpa menunggu lama lagi, segera aq arahkan rudalku ke lubang vaginanya. Secara perlahan-lahan tapi pasti, ujung rudalku mulai menyeruak masuk ke lubang vaginanya yg berbulu tipis itu. Aq merasakan punyaku cukup sulit menembus lubangnya yg ternyata masih sempit itu. Namun aq terus memaksanya untuk bisa masuk.

“Ah, pelan-pelan ya..,” erangnya.

Kembali aq tekan kepala rudalku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan-lahan, sehingga akhirnya aq berhasil memasukkan seluruh rudalku dan merasakan ujungnya menyentuh dasar vaginanya.

“Oh, nikmat sekali,” katanya sambil mendesah.

Aq semakin bernafsu untuk menggenjot terus lubang kenikmatannya mendengar desahannya. Semakin dia menceracau tak karuan, semakin kencang aq mengeluarkan dan memasukkan rudalku ke lubang kenikmatannya.

“Oh Gugun, aq.. mau.. ke.. luar lagi,” desahnya.

“Tahan dulu ya sayang, aq juga.. su.. dah.. mau sampai.. Keluarkan dimana..?” tanyaku.

“Di lu..” Belum sempat ia menjawab, aq sudah tdk bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya.

“Crett.. Crett.. Crett.. Crett!” beberapa kali tembakan pejuhku yg cukup banyak menghantam dinding vaginanya, sementara pada saat bersamaan aq juga merasakan cairan hangat menyelimuti batang kemaluanku.

“Maaf Citra, aq tak kuasa lagi menahannya dan pejuhku tertancap di lubang vaginamu,” kataku menyesali.

“Tak apa-apa, mudah-mudahan saja sekarang aq tak subur, karena jadwal datang bulanku dua hari lagi,” katanya sambil memelukku sambil mengelus dadaku.

“Terima kasih Citra, kamu telah memberikan kenikmatan yg tiada tara padaku hari ini,” ujarku sambil mengecup bibirnya.

“Saya juga, rasanya beban pikiranku hari ini menjadi hilang dan berubah jadi rasa nikmat. Yuk, kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku menuju kamar mandi.
Dan di kamar mandi itu, batang kemaluanku kembali mengeras ketika Citra sedang mengelus-elusnya. Tanpa berbasa-basi lagi, aq menarik pinggang Citra dan menyuruhnya menungging membelakangiku. Perlahan-lahan, aq arahkan kepala rudalku di sela-sela pantatnya yg bahenol. Sesaat, aq merasakan Citra tersentak. Namun itu hanya sebentar, karena tiba-tiba Citra mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya, ketika dirasakannya kepala rudalku sudah amblas semuanya.

“Ah, Gugun. Aq sampai lagi,” desah Citra tertahan.

“Aq ju.. ga..,” kataku sambil menembakkan kembali pejuhku ke dalam rongga kewanitaannya.

“Kapan kita bisa mengulangi seperti lagi, Gugun,” ujar Citra sambil mengecup lembut bibirku.

“Terserah kamu aja, telpon saja aq,” jawabku pasti.

Setelah jam menunjukkan pukul 20.45 WIB, kami lalu check out dari hotel itu dan mengantar Citra pulang. Di perjalanan menjelang tempat kostnya, Citra terlihat seperti tdk ingin melepaskan tangannya dari rudalku. Sebelum sampai di tempat kostnya, aq belikan ia voucher simpati agar ia bisa menghubungiku kapanpun ia menginginkan permainan seperti tadi kembali, dan kemudian aq kembali ke rumah untuk berkumpul dengan keluargaku.

Tidak ada komentar